searching

Jumat, 15 April 2011

Guru Penjasorkes, MUDAHKAH???


Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan termasuk dalam salah satu kurikulum yang dianut di Negara Indonesia. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan atau yang sekarang sering disingkat menjadi PENJASORKES menjadi bagian dari pendidikan di Indonesia. Pendidikan Jasmani tidak bisa dipisahkan dengan jenis mata pelajaran lainnya yang mungkin boleh dibilang lebih favorit,  lebih membutuhkan perhatian lebih seperti pelajaran eksaks seperti Matemaika, IPA dan lain sebagainya. Mata Pelajaran ini sering kali di 'anak tiri' kan oleh masyarakat awam. mengapa saya dapat berkata demikian? Lihat porsi mata pelajran Penjasorkes di semua tingkat pendidikan di Indonesia. karena saya kebetulan berada di bawah UPPD atau sebagai Guru SD, porsi pelajaran  ini hanya satu minggu sekali, dengan 4 jam pelajaran perminggu untuk kelas 6- 4 dan 2 jam per minggu untuk tingkat kelas 3- 1. Sedangkan untuk mata pelajaran lain yang terkadang menjadi momok atau yang ditakuti oleh siswa seperti Matematika berkisar antara 6-8 jam pelajaran per minggu. Mungkin terlihat tidak penting mata pelajaran yang sering dianggap sepele. Apakah kita merasa sangat sulit untuk berlari?? bila kita bukanlah orang yang tidak mempunyai cacat fisik berarti. Apakah kita tidak bisa melompat? apakah kita tidak sanggup melempar? Semua jenis gerakan tersebut sejak kecil sudah diajarkan oleh orang tua kita, lingkungan kita dan itu adalah gerak utama, motorik kita. Hampir semua orang beranggapan masih tentang unsur prestasi saja. padahal dalam pembelajaran Penjasorkes kita belajar bagaimana membuat bergerak itu menyenangkan, tidak hanya untuk berkeringat, tapi untuk mendapatkan kebugaran dan rekreasi. 
 Guru Penjas dianggap Guru yang paling mudah, paling malas juga. Mengapa?? Karena umumnya olahraga dilakukan pada pagi hari saja 4 jam diawal pada pukul 7- 10.00 setelah itu bisa bersantai di kantor. Tapi kenyataannya tidak! Sungguh tidak mudah untuk mengatur peserta didik diluar ruangan, mereka bergerak bebas dan terkadang lebih berat, membutuhkan tenaga ekstra untuk mengkondisikan peserta didik diluar ruangan. Kita harus lebih banyak berteriak, dan mengingatkan siswa. Saya tidak hanya mengajarkan sekedar lari, tapi bagaimana kita berlari dengan efisien. Tenaga sedikit dengan catatan waktu yang baik. Banyak cibiran yang menjadi Trade Mark Guru Penjasorkes sekarang. Hanya memberi bola pada peserta didik, kemudian guru hanya duduk manis saja dipinggir lapangan mengamati siswa bermain. Tapi tanggung jwab kita lebih dari sekedar mengamati, kita sebagai Guru harus dapat membina, mendidik, membangun motivasi siswa. Dengan terik matahari menaungi kita, dengan semnagat mencerdaskan anak bangsa, mari kita bersama mengubah momok jelek tentang kinerja Guru Penjasorkes pada umumnya. semangatttt...
Jaya Terus Olahraga Indonesia!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar